selamat datang diblog saya

Minggu, 02 Juni 2013

manusia menurut agama islam



Manusia

A.     MANUSIA DAN ALAM SEMESTA
Sebelum Allah menciptakan Adam sebagai manusia, Allah telah menciptakan alam semesta. Alam adalah segala sesuatu yang dapat din lihat, didengar dan di rasakan oleh pancaindra. Allah menciptakan alam semesta ini dengan tatanan yang teratur, rapi, dan serasi berdasarkan sunnatullah atau hukum Allah.
Dari salah satu bagian tatasurya dapat kita lihat kenyataan, begitu luar biasanya keteraturan, kerapian, dan keserasian yang ada pada ciptaan Allah. Tanpa ketepatan (presisi) yang sangat cermat dan akurat, mustahil bumi sebagai bagian dari tatasurya dapat mendukung kehidupan dengan keseimbangan yang serasi. Sistem kerja seperti inilah yang membuat para ahli ilmu falak dapat meramalkan berbagai peristiwa seperti, gerhana matahari dan bulan, pergantian musim, curah hujan perkiraan cuaca, dan sebagainya yang sangat bertautan dengan ketentua-ketentuan yang telah menjadi hukum dalam alam semesta (Basofi Soedirman, eksistensi manusia dan agama; 1995:2-3). Demikianlah kekuasaan dan kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya yang menyebabkan masing-masing bagian alam ini berada dalam ketentuan yang teratur rapi, hidup dalam suatu sistem sebab akibat.
Dalam Al-Qur’an, ada tiga sifat utama Sunnatullah yang dapat di temukan oleh ahli ilmu pengetahuan dalam penelitian, yaitu:
1.      Pasti, terdapat dalam surah Al-furqan: 2.
2.      Tetap, terdapat dalam surah Al-An’am: 115, dan Al-Isra’: 77
3.      Objektif, , terdapat dalam surah Al-Anbiya: 105.

Demikianlah Allah menciptakan alam semesta dengan ketentuan hukum yang berlaku bagi alam itu dan kemudian diserahkan kepada manusia untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan menggunakan akal dan fikirannya (ilmu yang telah di ajarkan Allah), agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan. Dalam mengelola bumi, manusia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat.

B.      MANUSIA MENURUT AGAMA ISLAM

Dalam Al-Qur’an, ada empat sebutan bagi manusia, yaitu:
1.      Bani Adam (QS. Al-isra’:70)
2.      Basyar ( QS. Al-kahfi:110)
3.      Al-insan (QS. Al-insan:1)
4.      An-nas (QS. An-nas:1)

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk beriman kepada Allah, dengan akalnya dapat memahami wahyu serta mengamati gejala-gejala alam,bertanggung jawab atas segala perbuatannya, dan berakhlak ( N.A. Rasyid, manusia dalam konsepsi islam; 1983: 19).


Ciri utama manusia menurut agama Islam antaralain:
1)      Mahluk yang paling unik atau dalam bentuk yang baik. “sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (QS. At-tin:4)
2)      Memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin di kembangkan) beriman kepada Allah. (QS. Al-a’raf:172)
3)      Memiliki tugas untuk mengabdi kepada sang pencipta, yaitu Allah. “tidak Kujadikan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada-Ku,” (QS. Az-zariyat:56)
4)      Sebagai khalifah di muka bumi (QS. Al-baqarah:30)
5)      Memiliki perasaan dan kemauan. “sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada (manusia) yang bersyukur dan adapula yang kafir,”  (QS. Al-insan:3)
6)      Bertanggung jawab atas perbuatannya. “...setiap orang (manusia) terikat (dalam arti bertanggung jawab) terhadap apa yang dilakukannya,” (QS. At-thur:21)
7)      Berakhlak.

Menurut agama Islam, manusia terdiri dari dua unsur, yaitu unsur materi dan unsur immateri. Unsur materi adalah tubuh yang berasal dari air dan tanah. Unsur immateri adalah ruh yang berasal dari alam gaib. Firman Allah dalam surah as-sajdah:7-9, yang artinya kuranglebih: “(Dialah) yang membuat segala sesuatu dengan ciptaan yang sebaik-baiknya yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia jadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan ciptaan-Nya itu dan  Dia tiupkan kedalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)Nya. Lalu Dia jadikan pendengaran, penglihatan, dan hati ... “

C.      HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA

Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di sekitar manusia dan didalam diri manusia, tetapi tidak dipahami oleh mereka. Yang tidak dipahami itu dimasukkan kedalam kategori yang gaib. Kerena banyak peristiwa yang gaib ini menurut pendapat mereka, mereka merasakan hidup dan kehidupan penuh dengan kegaiban. Menghadapi hal seperti ini mereka merasa lemah, maka darim itu untuk menguatkan diri m,ereka mencari perlindungan pada kekuatan yang menurut mereka menguasai alam gaib yaitu dewa dan tuhan. Gambaran ini berlaku di seluruh dunia.
Dalam masyarakat modern yang telah maju, ketergantungan mereka dengan hal yang menguasai hal yang gaib itu mulai berkurang bahkan di bagian belahan dunia lain menjadi hilangatg berubahnya pemikiran manusia terhadap diri dan alam sekitar.
Menurut August Comte dalam bukunya course de la philoshopie positive (1842), ia mengatakan tiga tahap perkembangan, yaitu:
1)      Tahap teologik; ialah tahap pemikiran yang paling rendah, pada tahap ini, comte berpendapat bahwa pada tahap ini manusia belum mengetahui sebab musabab kejadian di alam ini. Pada tahap ini, kepercayaan manusia kepada tuhan dan agama masih sangat kuat.
2)      Tahap metafisik; pada tahap ini, manusia percaya terhadap pada kekuatan yang sifatnya nonfisik. Untuk menyelamatkan dirinya, manusia berusaha menjinakkan kekuatan nonfisik itu dengan saji-sajian.
3)      Tahap positif; pada tahap ini, manusia masih percaya terhadap tuhan dan metafisika, akan tetapi dalam mengatasi ataui menahlukkan alam manusia menggunakan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa agama sangat perlu bagi manusia terutama bagi orang-orang yang berilmu. Karena dengan agama ilmunya akan lebih bermakna. Bagi kita umat islam yang dimaksud adalah agama islam. Karena agama islam merupakan agama akhir yang tetap mutakhir, agama yang selalu mendorong manusia untuk berfikir menggunakan akalnya untuk memahami ayat-ayat kauniyah (sunnatullah) yang terbentang di alam semesta dan ayat-ayat qur’aniyah yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar